Pengembangan Obyek Wisata Wonderia di Kota Semarang

Tugas Akhir / Skripsi Ekonomi Pembangunan Regional
Disusun oleh: Eko S. M. Tahajuddin
Program Sarjana Universitas Diponegoro
Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Bidang Ilmu Ekonomi Pembangunan Regional

Intisari:

PDRB Kota Semarang menduduki peringkat pertama dari 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah dilihat dari besarnya nominal PDRB yang dihasilkan oleh pemda (Sumber: Badan Pusat Statistik 2010). Kota Semarang merupakan salah satu kota yang memiliki tingkat perekonomian yang tinggi di Jawa Tengah. Sektor yang mempunyai peranan penting dalam perekonomian di kota Semarang adalah industri, perdagangan, bangunan, dan jasa. Salah satu kegiatan dari sektor jasa yang memegang peranan penting dalam perekonomian Kota Semarang adalah jasa pariwisata. Peranan tersebut dapat dilihat dari besarnya nilai Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang berasal dari pajak hiburan, pajak hotel, dan pajak restoran.

Jumlah wisatawan di kota Semarang menunjukkan adanya penurunan dari tahun ke tahun. Pengunjung obyek wisata di kota Semarang berjumlah sekitar 1.352.416 wisatawan pada tahun 2007. Pada tahun 2009 jumlah pengunjung sebanyak 982.877 wisatawan. Jumlah tersebut mengalami penurunan sebesar 27,32% (Sumber: Badan Pusat Statistik 2010). Penurunan wisatawan tersebut berdampak pada turunnya pendapatan yang diterima oleh pengelola obyek wisata di Kota Semarang.

Wonderia merupakan salah satu obyek wisata yang cukup potensial di kota Semarang. Potensi yang dimiliki oleh Wonderia antara lain merupakan satu-satunya taman bermain yang ada di kota Semarang, harga tiket relatif murah, dan lokasinya yang sangat strategis. Walaupun demikian, obyek wisata Wonderia ternyata masih kurang berkembang dibandingkan dengan obyek wisata lain yang ada di kota Semarang. Berbagai langkah telah dilakukan baik oleh Dinas Pariwasata dan Kebudayaan Kota Semarang maupun pihak pengelola untuk meningkatkan jumlah pengunjung, seperti menggratiskan tiket masuk, memasang iklan dan menggelar berbagai event di Wonderia. Namun kebijakan tersebut ternyata masih belum mampu untuk meningkatkan jumlah pengunjung.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi pengembangan yang harus diprioritaskan oleh pengelola Wonderia untuk meningkatkan jumlah pengunjung Wonderia setelah mengetahui kondisi internal dan eksternal yang dihadapi oleh Wonderia. Sampel penelitian ini berjumlah 65 responden. Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah purposive sampling. Adapun metode analisis data yang digunakan adalah analisis AHP dan SWOT dengan menggunakan bantuan perangkat lunak expert choice versi 9.0. 

Hasil analisis AHP menyebutkan bahwa kriteria yang harus diprioritaskan adalah aspek infrastruktur dengan nilai 0,413. Untuk keseluruhan alternatif yang direkomendasikan oleh key person, seharusnya yang menjadi prioritas adalah alternatif standarisasi karena memiliki nilai tertinggi dengan skor 0,167. Hasil analisis SWOT menyebutkan bahwa Wonderia berada di kuadran I, yang berarti Wonderia merupakan obyek wisata yang mempunyai potensi cukup besar untuk berkembang di masa depan. Oleh karena itu, kebijakan yang disarankan adalah strategi progresif.
Read more

Analisis Industri Batik Tulis

(Studi di Kelurahan Bandung dan Kelurahan Kalinyamat Wetan Kota Tegal dengan Pendekatan Struktur – Perilaku – Kinerja)

Tugas Akhir / Skripsi Ekonomi Industri
Disusun oleh: Teguh A. Wuryanto
Program Sarjana Universitas Diponegoro
Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan
Fakultas Ekonomi
Bidang Ilmu Ekonomi Industri

Intisari:

Di Indonesia, industri kerajinan merupakan industri yang banyak dilakukan oleh usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Volume produksi yang dihasilkan oleh industri kerajinan ini sangat bergantung pada keahlian dan jumlah tenaga pengrajin yang tersedia, sehingga kelompok industri ini dapat dikategorikan sebagai industri padat karya. Produk industri kerajinan pada umumnya hanya diproduksi dalam jumlah yang relatif kecil (bukan produksi massal).

Kota Tegal adalah kota/kabupaten yang memiliki jumlah usaha kecil paling sedikit di antara kota/kabupaten se-Karesidenan Pekalongan (Sumber: BPS Jawa Tengah 2005-2008). Kota Tegal perlu dikembangkan lebih lanjut untuk usaha kecil sehingga dapat bersaing dengan kota/kabupaten yang lain se-Karesidenan Pekalongan. Salah satu kota di provinsi Jawa Tengah yang memiliki industri batik adalah kota Tegal. Industri batik termasuk dalam klasifikasi Industri kerajinan Indonesia menurut KBLI (Klasifikasi Baku Lapangan usaha Indonesia) dengan kode 5 digit yaitu 17124. Industri batik tulis di kota Tegal memiliki karakteristik tenaga kerja yang unik. Tenaga kerja rata-rata ibu rumah tangga, dimana sebagaian besar remaja (terutama remaja putri) lebih memilih bekerja pada subsektor lain.

Penelitian ini bertujuan antara lain untuk menganalisis industri batik tulis di kota Tegal. Mengingat jumlah Usaha Kecil yang ada di kota Tegal paling sedikit maka penelitian di kota Tegal akan menarik karena bisa menngetahui masalah yang terjadi di kota Tegal. Pendekatan Struktur – Perilaku – Kinerja digunakan dalam analisis ini untuk melihat fenomena yang terjadi pada industri batik tulis. Pengaruh struktur industri terhadap perilaku perusahaan dan menganalisis hubungan struktur, perilaku dan kinerja dalam industri batik tulis di kota Tegal dengan 35 pengusaha sebagai sampel.

Penelitian dilakukan dengan melakukan analisis terhadap data primer, yang didapat dari kuesioner dan wawancara terhadap pengusaha batik tulis yang ada di kota Tegal. Analisis data dilakukan dengan regresi. Variabel-variabel bebas yang digunakan antara lain: Rasio Modal dan Tenaga Kerja (CLR) untuk mewakili perilaku, Pangsa Pasar (MS) untuk mewakili struktur dan x-efisiensi untuk mewakili kinerja. Sedangkan variabel terikat adalah ukuran dari keuntungan yang diproksi dengan menggunakan Price-Cost Margin (PCM). 

Industri batik tulis adalah industri yang padat karya. Dari hasil analisis ini kemudian dapat dideteksi bahwa struktur pasar pada industri batik tulis di kota tegal merupakan tipe pasar persaingan monopolistis. Hal ini dapat dilihat dari rendahnya nilai pangsa pasar yang ditunjukkan dengan banyaknya jumlah produsen secara relatif terhadap ukuran pasar, jenis barang yang heterogen dan rendahnya pangsa pasar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel X-effesiensi berpengaruh signifikan dan positif terhadap variabel PCM, sedangkan variabel Tenaga Kerja (CLR), Rasio Modal dan Pangsa Pasar (MS) berpengaruh tidak signifikan dan positif terhadap variabel Price-Cost Margin (PCM)
Read more

Pendekatan SWOT dalam Pengembangan Objek Wisata

(Studi di Kampoeng Djowo Sekatul Kab. Kendal)

Tugas Akhir / Skripsi Ekonomi Pembangunan
Disusun oleh: Selvia Maryam
Program Sarjana Universitas Diponegoro
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan

Intisari:

Sektor kepariwisataan Indonesia terbukti mampu bertahan menghadapi tekanan badai krisis global. Melalui program Visit Indonesia Year 2009 sektor pariwisata berhasil menjaring dan mendatangkan wisatawan mancanegara sebanyak 6,5 juta orang dengan perolehan devisa USD7,5 juta di mana hasil tersebut sesuai dengan target yang dicanangkan oleh pemerintah (business news,22 Januari 2010, bataviase.co.id). Salah satu objek wisata baru yang ada di Kabupaten Kendal adalah Kampoeng Djowo Sekatul. Objek wisata ini dapat dikatakan sebagai wisata pedesaan Jawa karena menawarkan produk wisata yang bernuansa pedesaan yang udara sekitar masih bersih dan sejuk. Kampoeng Djowo Sekatul terletak di kaki gunung Ungaran dukuh Sekatul, Kecamatan Limbangan yang dilengkapi fasilitas tempat singgah berupa joglo, kolam pemancingan dan outbound.

Kampoeng Djowo Sekatul yang merupakan objek wisata yang baru berdiri kurang lebih lima tahun, memiliki trend peningkatan jumlah pengunjung tiap tahunnya yang didukung dengan keunggulan dari sisi alam maupun budaya membuat objek wisata ini sangat berpotensi untuk lebih berkembang, namun masalahnya daya tarik wisata Sekatul belum begitu dikenal masyarakat luas. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari pengelola objek wisata Kampoeng Djowo Sekatul yaitu berdasarkan wawancara prasurvey pada tanggal 23 Januari 2011, total pengunjung yang datang masih didominasi dari warga lokal Kendal dan sekitarnya. Kendala promosi yang belum maksimal , kondisi jalan yang kurang nyaman atau rusak, dan kurangnya alat transportasi umum membuat sebagian masyarakat enggan berkunjung sehingga beberapa faktor tersebut dapat menghambat perkembangan Kampoeng Djowo Sekatul.

Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan strategi pengembangan yang tepat untuk diterapkan di objek wisata Kampoeng Djowo Sekatul melalui pendekatan SWOT yang dikemukakan oleh Freddy Rangkuti, dengan menganalisis faktor eksternal yang terdiri dari peluang dan ancaman serta faktor internal yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan. Penelitian ini dilakukan dengan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi yaitu dari data primer dan data sekunder. Metode sampel yang digunakan adalah accidental sampling yang ditujukan bagi siapa saja pengunjung yang kebetulan sedang berwisata dan ditambah pengelola objek wisata sebagai key person. Jumlah sampelnya adalah 110 orang. 

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari Analisis SWOT, yang menggunakan Matriks EFE, Matriks IFE, Matriks SWOT, dan Matriks IE, faktor eksternal dengan skor tertinggi yang mempengaruhi perkembangan objek wisata Sekatul adalah faktor peluang yaitu peluang untuk melestarikan budaya, sedangkan ancaman tertinggi adalah persaingan pariwisata antar objek wisata. Faktor internal dengan skor tertinggi adalah faktor kekuatan yaitu pemandangan alam yang indah,berhawa sejuk dan asri, sedangkan faktor kelemahan yaitu harga dalam fasilitas objek wisata maupun harga makanan menurut pengunjung terlalu mahal. Skor total rata-rata tertimbang IFE sebesar 2,82297 artinya posisi internal Kampoeng Djowo Sekatul memiliki posisi yang kuat terhadap kekuatan dan kelemahan yang ada. Posisi ini menunjukkan bahwa objek wisata ini dapat menonjolkan kekuatan atau potensi yang dimiliki dan dapat menutupi atau meminimalkan kelemahan yang ada. Skor total rata-rata tertimbang EFE sebesar 2,775885 yang menunjukkan bahwa Kampoeng Djowo Sekatul merespons dengan baik terhadap peluang dan ancaman yang ada. Objek wisata ini cukup mampu dalam memanfaatkan peluang-peluang yang ada sekaligus dalam mengatasi ancaman-ancaman yang dihadapi. Strategi yang cocok diterapkan adalah strategi penetrasi pasar dan strategi pengembangan produk.
Read more